Sabtu, 18 Februari 2012


KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA

A.        Kehidupan Awal Manusia Indonesia
1.         Teori Kehidupan Di Bumi
Zaman Arkaekum yaitu zaman tertua dan diperkirakan sekitar 1500 juta tahun.
Zaman Palaeozoikum berusia sekitar 340 Juta tahun.
Zaman Mesozoikum berusia sekitar 140 juta tahun
Zaman neozoikum / kainozoikum berusia sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
-           Zaman Tersier
-           Zaman Kuarter
2.         Pendapat Para Ahli Mengenai Kehidupan Awal
Teori-teori yang mendukungnya dikenal dengan teori imigrasi. Menurut teori imigrasi terdapat beberapa petunjuk tentang keberadaan masyarakat awal di kepulauan Indonesia.
a.        Prof. Dr. H. Kern dengan teori imigrasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Teorinya itu didukung oleh perbandingan Bahasa, karena bahasa-bahasa yang dipakai di kepulauan indonesia, polinesia, malanesia, micronesia, berawal dari satu akar bahasa yang bernama bahaasa Austronesia.
b.  Van Heine Gelden berpendapat bahwa abangsa indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapatnya ini didukung oleh artefak-artefak (bentuk budaya) yang ditemukannya di indonesia memiliki banyak persamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.
c.         Prof. Mohammad yamin berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Hal ini dibuktikan dengan penemuan fosil-fosill dan artefak-artefak tertua dengan jumlah terbanyak yang ditemukan di daerah Indonesia.
Sedangkan berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh-tokoh tentang asal-usul bangsa indonesia adalah sebagai berikut :
a.        Max Muller menyatakan bahwa asal dari bangsa indonesia adalah daerah Asia Tenggara. Namun dari pendapat Max Muller ini tidak begitu jelas alasannya. Barangkali max muller menarik kesimpulan dari pendapat-pendapat para ahli lainnya.
b.        Prof. Dr. H. Kern menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, kochin Cina, Kamboja. Kern juga menyatakan bahwa nenek moyang bangsa indonesia mempergunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan indonesia. Pendapat kern ini didukung dengan adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah-daerah tersebut dengan daerah-daerah di indonesia. Hal ini disebabkan karena obyek penelitian dari kern adalah tentang persamaan bahasa, pada nama-nama binatang dan alat-alat perang. Di samping itu, pendapat kern ini sangat besar dipengaruhi oleh pendapat Willem Smith.
c.         Willem Smith menyatakan dalam penelitiannya tentang asal-usul bangsa indonesia melalui penggunaan bahasa oleh bangsa indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang digunakannya, yaitu bangsa yang berbahasa togon, bangsa yang berbahasa Jerman dan bangsa yang berbahasa Austria. Kemudian bahasa Austria dbagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa – bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah indonesia, melanesia, dan polinesia.
d.        Hogen menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir melayu berasal dari sumatera. Bangsa ini bercampur dengan bangsa mongol yang kemudian disebut  bangsa proto melayu dan detro melayu. Bangsa proto melayu (melayu tua) menyebar di wilayah sekitar indonesia tahun 1300 SM-1500 S. Sedangkan bangsa Deutro Melayu (melayu muda) menyebar di wilayah indonesia sekitar tahun 1500 SM-500 SM.
e.        Drs. Moh. Ali menyatakan bahwa bangsa indonesia berasal dari daerah Yunan. Pendapat Moh Ali ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang berpendapat bahwa bangsa indonesia berasal dari daerah mongol dan terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat. Akibat terdesak, mereka menyebar ke arah selatan hingga sampai ke wilayah indonesia. Namun menurut Moh Ali (untuk memperkuat pendapatnya itu) menyatakan bahwa nenek moyang bangsa indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya di indonesia secara bergelombang, gelombang pertama dari tahun 3000 SM – 1500 SM dan gelombang yang kedua dari tahun 1500 SM – 500 SM. Ciri-ciri gelombang pertama adalah berkebudayaan Neolitikum dengan jenis perahu bercadik satu dan gelombang kedua menggunakan perahu bercadik dua.
f.          Prof. Dr.  Kroom menyatakan bahwa asal-usul bangsa indonesi dari daerah Cina Tengah, karena pada daerah cina tengah terdapat sumber sungai besar. Mereka menyebar ke wilayah indonesia sekitar tahun 2000 SM sampai tahu 1500 SM
g.        Mayundar menyatakan bahwa bangsa – bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, kemudian menyebar ke Indo- cina terus ke daerah indonesia dan pasifik pendapat Mayundar ini didukung oleh penelitiannya berdasarkan bahasa Austria yang merupakan bahasa Muda di India timur.
h.        Prof. Moh. Yamin menentang semua pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Moh Yamin berpendapat bahwa asal bangsa indonesia dari daerah indonesia sendiri. Bahkan bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah Asia ada yang berasal dari daerah indonesia. Pendapat Moh yamin didukung oleh suatu pernyataannya tentang Blood und Breden Unchro yang berarti adalah darah dan tanah bangsa indonesia berasal dari indonesia sendiri. Ia menyatakan bahwa fosil dan artefak itu lebih banyak dan lebih lengkap ditemukan di wilayah indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lainya di Asia. Misalnya dengan penemuan manusia purba sejenih Homo Sapiens, homo wajakensis dan sebagainya.
i.          Dr. Brandes yang dikirim ke indonesia tahun 1834 menyatakan bahwa bangsa yang ada bermukim di kepulauan indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa pada daerah-daerah yang amembentang dari sebelah utara pulau Formaosa, sebelah barat daerah madagaskar; sebelah selatan yaitu tanah jawa, bali, sebelah timur sampai ke tepi pantai barat amerika. Penyelidikan atau penelitian yang dilakukan oleh brandes melalui perbandingan bahasa.

B.        Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia
1.         Apa Itu Manusia Purba ?
Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba diyakini telah mendiami bumi sekitaraa 4 juta tahun lalu. Namunn demikian bahwa jenis manusia pertama telah ada di muka bumi ini sekitar 2 juta tahun lalu.
Manusia purba mempunyai volume otak yang lebih kecil dari manusia modern sekarang. Mereka  biasanya hidup secara berkelompok dan mengandalkan makanannya dari buah-buahan dan binatang kecil. Mereka masih belum mengenal bercocok tanam.
Kehidupan manusia purba masih sangat sederhana. Untuk menopang kehidupannya mereka menggunakan alat-alat yang masih sangat sederhana . biasanya alat yang digunakan terbuat dari batu.
2.         Para Peneliti Manusia Purba Di Indonesia
Engue Dubois adalah seorang dokter kebangsaan belanda pertama kali datang ke indonesia. Kedatangannya di indonesia bertujuan untul melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan kehidupan manusia purba indonesia.
3.         Jenis Manusia Purba Di Indonesia
Jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di indonesia, diantaranya :
Meganthropus paleojavanicus, meganthropus berarti manusia bensar. Fosil ini ditemukan di sangiran oleh Von Koeningswald pada tahun 1941
Pithcanthropus, pithecanthripus berarti manusia kera. Fosil ini ditemukan di Trinil desa ngawi, perning daerah mojokerto, sangiran, kedung brubus, sambung macan dan ngandong.

Beberapa ciri manusia purba yang ditemukan di indonesia
d.        Meganthropus palaeojavanicus
o      Memiliki tulang pupil yang tebal
o      Memiliki otot kunyah yang kuat
o      Memiliki tonjolan kening dan menyolok
o      Memiliki tonjolan belajang yang tajam
o      Tidak memiliki dagu
o      Memiliki perawakan yang tegap
o      Memakan jenih tumbuh-tumbuhan
o      Mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
e.        Pithecanthropus
o      Tinggi badan sekitar 165-180 cm
o      Volume otak berkisar antara 750 cc- 1350 cc
o      Bentuk tubuh dan anggota badan yang tegap
o      Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
o      Bentuk graham yang besar dengan rahang yang sangat kuat
o      Bentuk tonjolan kening yang tbal
o      Bentuk hidung tebal
o      Tidak memiliki dagu
o      Bagian belakang kepala tampak menonjol
f.          Homo sapiens
o      volume otaknya antara 1000-1200 cc
o      Tinggi badan antara 130-210 cm
o      Otot tengkuk mengalami penyusunan
o      Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
o      Muka tidak menonjol ke depan
o      Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
4.         Hasil-Hasil Budaya Manusia Purba Di Indonesia
Kebudayaan adalah sebuah hasil pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar, yaitu sadar untuk apa segala sesuatu itu dilakukan atau diperbuat. Kebudayaah yang dibuat oleh manusia bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga sifat kebudayaan anusia dapat dibedakan atas kebudayaan yang bersifat material atau kebendaan dan kebudayaan yang bersifat rohani.
g.        Kebudayaan material atau kebendaan
Manusia mulai mengenal kebudayaan material (benda) ketika mereka kenal pada awalnya berupa alat-alat yang dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.. Seperti peralatan berburu, peralatan untuk mengumpulkan makanan atau meramu.
Di samping itu, manusia sudah pula mengenal dan mengolahbiji-biji besi untuk membuat peralatan-peralatan yang dibutuhkannya, tetapi sayangnya benda-benda dari besi berhasil ditemukan oleh para ahli, karena besi dapat lapuk dan hancur.
Dengan demikian, kebudayaan material manusia mengalami perkembangan dari awal manusia mengenal kebudayaan sampai kepada tingkat-tingkat kehidupan selanjutnya.
h.        Kebudayaan rohani
Kebudayaan rohani mulai muncul dalam kehidupan manusia sejak manusia mengenal sistem kepercayaan dalam hidupnya. Munculnya sistem kepercayaan dalam kehidupan manusia telah berlangsung sejak kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini diketahui melalui penemuan kuburan.
Melalui perkembangan pola pikir manusia, manusia mulai menyadari keberadaan hidupnya yang berada di tengah – tengah alam semesta. Manusia mulai menyadari dan merasakan adanyak ekuatan yang maha dahsyat atau maha besar di luar dirinya sendiri. Bahkan kekuatan itu senantiasa ada sepanjang masa. Kekuatan itulah yang kemudian diketahui berasal dari kekuatan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang menciptakan, menghidupkan, memelihara, membinasakan seisi alam semesta ini.
Dari kepercayaan itu, selanjutnya berkembang kepercayaan yang bersifat animisme, dinamisme dan mononisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan gaib dan mononisme merupakan suatu kepercayaan terhadap tuhan yang Maha Esa.

C.        Kehidupan Sosial, Ekonomi Dan Budaya Manusia Purba
1.         Kehidupan Masyarakat Berburu Dan Mengumpulkan Makanan
a.        Lingkungan Alam Kehidupan
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan ini sangat sederhana. Kehidupan mereka tak ubahnya sepertia kelompok hewan, karena tergantung pada apa yang disediakan oleh alam.
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia tinggal di alam terbuka seperti hutan, di tepi sungai, di gunung, di goa dan di lembah – lembah. Disamping itu, lingkungan alam kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan belum stabil dan masih liar. Binatang buas menjadi penghalang bagi manusia untuk melaksanakan kehidupannya.
b.        Kehidupan Sosial
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal kehidupan kelompok. Jumlah anggota dalam tiap kelompok sekitar 10-15 orang. Mereka hidup selalu berpindah –pindah dari satu tempat ketempat lainnya. Perpindahan yang mereka lakukan itu semata – mata hanya untuka memenuhi kebutuhan hidupnya.
c.         Kehidupan Budaya
Benda – benda hasil kebudayaan zaman tersebut adalah sebagai berikut :
Kapak primbas tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam. Penelitian terhadap kapak ini di lakukan di daerah punung kabupaten pacitan oleh von koenigswald (1935). Sedangkan para ahli lainnya juga mengadakan penelitian pada tempat – tempat lain di seluruh wilayah Indonesia, sehingga kapak primbas tidak hanya ditemukan di pacitan melainkan juga pada tempat – tempat seperti sukabumi, ciamis, gombong, bengkulu, lahat (sumatra), bali, plores dan timor.
Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak primbas. Kapak penetak ini bentuknya lebi besar dari kapak primbas dan cara pembuatannya masih kasar.
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan kapak primbas dan kapak penetek. Tetapi bentuknya jauh lebih kecil.
Pahat genggam memiliki bentuk lebih kecil dari kapak genggam. Para ahli menafsirkan bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk menggemburkan tanah. Alat ini digunakan untuk mencari ubi – ubian yang dapat dimakan.
d.        Sistem Ekonomi Masyarakat
Pada masa kehidupan berburu dan menumpulkan makanan, manusia bekerja bersama – sama dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam suatu kelompok biasanya beranggotakan 10-15 orang.
e.        Kehidupan Kepercayaan Masyarakat
Penemuan kuburan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan menunjukan bahwa masyarakat pada masa itu sudah memiliki anggapan tertentu dan memberikan pengormatan terakhir kepada orang yang meninggal.

2.         Kehidupan Masyarakat Beternak Dan Bercocok Tanam
a.        Lingkungan Alam Kehidupan
Kemampuan berfikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya mulai berkembang. Hal ini mengakibatkan munculnya kelompok – kelompok manusia dalam jumlah yang lebih banyak serta menetap disuatu tempat. Munculnya bentuk kehidupan semacam itu berawal dari upaya manusia untuk menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam satu masa tertentu dan tidak perlu mengembara lagi untuk mencari makanan.
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah berhuma. Berhuma adalah tekhnik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari bagian hutan yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan, demikian seterusnya.
b.        Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat pada massa bercocok tanam mengalami peningkatan yang cukup pesat. Masyarakatnya sudah memiliki tempat tinggal yang tepat. Mereka memilih tempat tinggal pada suatu tempat tertentu. Hal ini dimaksudkan agar hubungan antara manusia di dalam kelompok masyarakat semakin erat.
Eratnya hubungan antar manusia di dalam kelompok masyarakatnya itu, merupakan suatu cermin bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa anggota kelompok masyarakat yang lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia adalah mahluk sosial. Manusia selalu tergantung dengan manusia lainnya, sehingga masing – masing manusia saling melengkapi, saling membantu dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
c.         Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan hidup masyarakat semakin bertambah, namun tidak ada satu anggota masyarakatpun yang dapat memenuh seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Oleh karena itu mereka menjalin hubungan yang lebih erat lagi dengan sesama anggota masyarakat, bahkan mereka juga menjalin hubungan dengan masyarakat yang berada di luar daerah tempat tinggalnya. Misalnya masyarakat yang berada di daerah pegunungan membutuhkan hasil yang diperoleh dari pantai seperti garam, ikan laut dan lain – lain, sedang masyarakat yang berada di daerah pantai membutuhkan hasil – hasil pegunungan berupa berbagai macam hasil bumi yaitu beras, buah – buahan, sayur – sayuran dan lain – lain. Dengan kenyataan seperti ini, maka dalam rangka memenuhi kebutuhan masing – masing perlu diadakan pertukaran barang dengan barang (sistem barter). Pertukaran barang dengan barang ini menjadi awal munculnya sistem perdagangan atau sistem perekonomian dalam masyarakat.
d.        Sistem Kepercayaan Masyarakat.
Perkembangan sistem kepercayaan masyarakat pada masa kehidupan bercocok tanam dan menetap, merupakan kelanjutan kepercayaan yang telah muncul pada masa kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan.
Sementara itu, inti kepercayaan ini berkembang dari zaman ke zaman, penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang merupakan suatu kepercayaan yang berkembang di seluruh dunia.
Untuk menelusuria kepercayaan masyarakat Indonesia dari masa kehidupan bercocok tanam, para ahli mengadakan penelitian pada berbaai bangunan megalitikum atau kuburan manusia berasal dari masa itu,. Dari hasil penelitian itu, para ahli sejarah berhasil mendapat gambaran mengenai berbagai kebiasaan yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat pada masa itu, bahkan hingga sekarang ini, kita masih dapat melihat upacara – upacara tradisi megalitikum dari beberapa suku bangsa di Indonesia.
e.        Kehidupan Budaya
Perkembangan kebudayaan pada masa bercocok tanam semakin bertambah pesat, karena manusia mulai dapat mengembangkan dirinya untuk mendiptakan kebudayaan yang lebih baik. Peninggalan – peninggalan kebudayaan manusia pada masa kehidupan bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang.
Hasil – hasil kebudayaan masyarakat pada masa kehidupan bercocok tanam adalah sebagai berikut :
Beliung persegi merupakan hasil kebudayaan manusia dari masa kehidupan masyarakat bercocok tanam . benda kebudayaan ini di duga benda upacara.
Kapak lonjong, kapak lonjong dengan garis penampangnya memperlihatkan sebuah bidang yang berbentuk lonjong, kapak ini ada yang berukuran besar dan kecil.
Mata panah, mata panah merupakan salah satu dari perlengkapan berburu maupun menangkap ikan. Mata panah untuk menangkap ikan berbeda dengan mata panah untuk berburu.
Grabah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Alat – alat ini digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda – benda perhiasan.
f.          Perhiasan
Pada masa kehidupan masyarakat bercocok tanam telah dikenal berbagai bentuk perhiasan. Bahan dasar pembuatan perhiasan diambil dari bahan – bahan ayang ada di sekitar lingkungan alam tempat tinggalnya.

3.         Perkembangan Teknologi masyarakat Awal Indonesia
g.        Keadaan Alam Lingkungan Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan menetap manusia sudah dapat menghasilkan sendiri kebutuhan – kebutuhan hidupnya, walaupun tidak seluruhnya. Namun demikian, dalam kehidupan menetap pola pikir manusia terus berkembang dan semakin maju.
h.        Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kehidupan pada masa manusia telah mengenal logam dikenal sebagai masa perundagian. Masa perundagian sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah Indonesia, karena pada masa ini terjalin hubungan dengan daerah – daerah di sekitar kepulauan Indonesia.
Masa perundagian juga menjadi dasar bertumbuh kembangnya kerajaan – kerajaan di Indonesia seperti kerajaan kutai.
i.          Kehidupan Budaya Masyarakat
Peninggalan – peninggalan budaya masyarakat Indonesia yang berasal dari benda – benda logam merupakan kekayaan dan keanekaragaman budaya yang telah tumbuh dan berkembang pada masa itu.

4.         Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia
j.          Kepercayaan Terhadap Roh Nenek Moyang
Perkembangan sistem kepercayaan pada masyarakat indonesia berawal dari kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan.
Orang mulai memiliki suatu pandangan bahwa hidup tidak berhenti setelah orang itu meninggal. Orang yang meninggal dianggap pergi ke suatu tempat yang lebih baik.
Namun orang mulai berfikir bahwa orang yang meninggal berbeda dengan orang yang masih hidup.
k.         Kepercayaan Bersifat Animisme
Setelah berkembangnya kepercayaan masyarakat terhadap roh nenek moyang, kemudian mundul kepercayaan yang bersipat animisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan masyarakat terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa.
l.          Kepercayaan Bersifat Dinamisme
Kepercayaan dinamisme mengalami perkembangan yangtidak jauh berbeda dengan kepercayaan animisme. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.
Selain itu terdapat pula benda pusaka seperti keris atau tombak yang dipandang memiliki kekuatan gaib untuk memohon turunnya hujan, apabila keris itu di tacapkan dengan ujungnya menghadap ke atas akan dapat menurunkan hujan.

m.       Kepercayaan Bersifat Mononisme
Kepercayaan monoise adalah kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa. Kepercayaan ini muncul berdasarkan pengalaman – pengaaman dari masyarakat.

D.        Hubungan Budaya Bascon – Heabinh, Bong Son, Sa Huynh, India Dengan Perkembangan Manusia Purba Di Indonesia
1.         Perkembangan Budaya Bascon – Heabinh
Istilah bascon – hoabinh ini dipergunakan sejak tahun 1920-an, yaitu untuk menunjukan suatu tempat pembuatan alat – alat batu yang khas dengan ciri dipangkas pada satu atau dua sisi permukaannya.
Ciri kahas alat bataua kebudayaan bascon – hoabinh adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu kepalan, dan sering kali seluruh tepiannya menjadi bagian yang tajam.
2.         Perkembangan Budaya Bong Son
Pembuatan benda – benda perunggu di daerah vietnam utara dimulai sekitar tahun 2500 SM dan dihubungkan dengan tahap – tahap budaya dong dau dan go mun.
Penemuan benda – benda dari kebudayaan dong son sangat penting karena benda – benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia pada umumnya bercorak dong son, dan bukan mendapat pengaruh budaya logam dari india maupun cina.
Dari penemuan benda – benda budaya dong son itu, diketahui cara pembuatannya dengan menggunakan cetak lilin hlang yaitu dengan membuat bentuk benda dari lilin.
3.         Perkembangan Budaya Sa Huynh
Budaya sa huynh di Vietnam bagian selatan di dukung oleh suatu kelompok penduduk yang berbahasa Austronesia (cham) yang diperkirakan berasal dari daerah – daerah di kepulauan Indonesia.
Para pakar arkeologi Vietnam menyatakan bahwa hasil – hasil penemuan benda – benda arkeologi di duga menjadi bukti cikal bakal budaya ini.
Dari sudut pandang Indoensia, keberadaan orang – orang cham dekat pusat – pusat penemuan benda – benda logam di Vietnam Utara pada kahir masa persejarah mempunyai arti yang amat penting, karena mereka adalah kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan mempuyai kedekatan kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di kepulauan Indonesia.
4.         Perkembangan Budaya India
Aperkembangan zaman logam awal di kepulauan Indonesia bertumpang tindih dengan bukti – bukti adanya negeri – negeri dagang kecil yang muncul paling awal dalam masa sejarah dan kerajaan – kerajaan yang mendapatpengaruh budaya india dan yang muncul di bagian barat daerah ini.
5.         Perkembangan Budaya Logam di Indonesia
Pesatnya perkembangan tekhnologi perunggu di wilayah Indinesia di ikuti dengan kemunculan pusat – pusat pembuatan benda – benda dari logam.
n.        Tahap Logam Awal di Sumatra
Pada dataran pasemah di daerah sumatra selatan banyak ditemukan kubur batu dari tradisi megalitikum. Bangunan megalitikum persemah sangat menakjubkan dan telah menarik perhatian sejak tahun 1950-an.
o.        Tahap Logam Awal Di Jawa
Di pulau jawa terdapat banyak situs – situs peninggalan dari tahap logam awal, terutama dalam hubungannya dengan kubur peti batu atau sarkofagus.
Situs – situs jawa lainnya yang menghasilkan benda – benda budaya tahap logam awal terdapat di daerah lewiliyang dekat bogor jawa barat dan di daerah pejaten sebelah selatan jakarta.
p.        Tahap Logam Awal Di Bali
Perkembangan benda – benda logam awal di pulau bali terkait dengan bekal kubur, karena benda – benda logam ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak pada sarkofagus.
q.        Tahap Logam Awal Di Sumba
Tradisi penguburan di sumba, nusa tenggara barat pada masa logam awal telah melibatkan berbagai benda – benda dari logam. Bejana – bejana tembikar berukuran kecil di tempatkan di dalam atau di sekitar tempayan beserta manik – manik gelang dan benda – benda logam lainnya sebagai benda bekal kubur yang paling umum.
r.          Tahap Logam Awal Dikepulauan Talaud Dan Maluku Utara
Penguuran di dalam tempayan berhasil ditemukan oleh para ahli di goa laang kecil baedane (pulau selebabu dalam kawasan kepulauan talaud).
Sementara itu, di daerah maluku utara berhasil ditemukan sisa – sisa penguburan dalam tempayan yang berhasil di gali dari goa uattamdi di pulau kayoa.
s.         Tahap Logam Awal Di Sulawesi
Perkembangan logam pada tahap awal di daerah sulawesi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada goa – goa di daerah Sulawesi Selatan ditemukan kubur tempayan.
Sementara itu, di daerah sulawesi tengah juga ditemukan jenis – jenis tempayan kubur. Pada tempayan – tempayan tersebut banyak ditemukan benda – benda logam sebagai bekal kubur.