KEHIDUPAN AWAL
MASYARAKAT INDONESIA
A.
Kehidupan Awal Manusia Indonesia
1.
Teori Kehidupan Di Bumi
Zaman
Arkaekum yaitu zaman tertua dan diperkirakan sekitar 1500 juta tahun.
Zaman
Palaeozoikum berusia sekitar 340 Juta tahun.
Zaman
Mesozoikum berusia sekitar 140 juta tahun
Zaman
neozoikum / kainozoikum berusia sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
-
Zaman Tersier
-
Zaman Kuarter
2.
Pendapat Para Ahli Mengenai Kehidupan Awal
Teori-teori yang mendukungnya dikenal dengan teori
imigrasi. Menurut teori imigrasi terdapat beberapa petunjuk tentang keberadaan
masyarakat awal di kepulauan Indonesia.
a.
Prof. Dr. H. Kern dengan teori imigrasi menyatakan bahwa
bangsa Indonesia berasal dari Asia. Teorinya itu didukung oleh perbandingan
Bahasa, karena bahasa-bahasa yang dipakai di kepulauan indonesia, polinesia,
malanesia, micronesia, berawal dari satu akar bahasa yang bernama bahaasa
Austronesia.
b.
Van Heine Gelden berpendapat bahwa abangsa indonesia
berasal dari daerah Asia. Pendapatnya ini didukung oleh artefak-artefak (bentuk
budaya) yang ditemukannya di indonesia memiliki banyak persamaan dengan yang
ditemukan di daratan Asia.
c.
Prof. Mohammad yamin berpendapat bahwa bangsa Indonesia
berasal dari daerah Indonesia sendiri. Hal ini dibuktikan dengan penemuan
fosil-fosill dan artefak-artefak tertua dengan jumlah terbanyak yang ditemukan
di daerah Indonesia.
Sedangkan berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh-tokoh
tentang asal-usul bangsa indonesia adalah sebagai berikut :
a.
Max Muller menyatakan bahwa asal dari bangsa indonesia
adalah daerah Asia Tenggara. Namun dari pendapat Max Muller ini tidak begitu
jelas alasannya. Barangkali max muller menarik kesimpulan dari
pendapat-pendapat para ahli lainnya.
b.
Prof. Dr. H. Kern menyatakan bahwa bangsa Indonesia
berasal dari daerah Campa, kochin Cina, Kamboja. Kern juga menyatakan bahwa
nenek moyang bangsa indonesia mempergunakan perahu-perahu bercadik menuju
kepulauan indonesia. Pendapat kern ini didukung dengan adanya persamaan nama
dan bahasa yang dipergunakan di daerah-daerah tersebut dengan daerah-daerah di
indonesia. Hal ini disebabkan karena obyek penelitian dari kern adalah tentang
persamaan bahasa, pada nama-nama binatang dan alat-alat perang. Di samping itu,
pendapat kern ini sangat besar dipengaruhi oleh pendapat Willem Smith.
c.
Willem Smith menyatakan dalam penelitiannya tentang
asal-usul bangsa indonesia melalui penggunaan bahasa oleh bangsa indonesia.
Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang digunakannya,
yaitu bangsa yang berbahasa togon, bangsa yang berbahasa Jerman dan bangsa yang
berbahasa Austria. Kemudian bahasa Austria dbagi dua, yaitu bangsa yang
berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa – bangsa
yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah indonesia, melanesia, dan
polinesia.
d.
Hogen menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah
pesisir melayu berasal dari sumatera. Bangsa ini bercampur dengan bangsa mongol
yang kemudian disebut bangsa proto
melayu dan detro melayu. Bangsa proto melayu (melayu tua) menyebar di wilayah
sekitar indonesia tahun 1300 SM-1500 S. Sedangkan bangsa Deutro Melayu (melayu
muda) menyebar di wilayah indonesia sekitar tahun 1500 SM-500 SM.
e.
Drs. Moh. Ali menyatakan bahwa bangsa indonesia berasal
dari daerah Yunan. Pendapat Moh Ali ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang
berpendapat bahwa bangsa indonesia berasal dari daerah mongol dan terdesak oleh
bangsa-bangsa yang lebih kuat. Akibat terdesak, mereka menyebar ke arah selatan
hingga sampai ke wilayah indonesia. Namun menurut Moh Ali (untuk memperkuat
pendapatnya itu) menyatakan bahwa nenek moyang bangsa indonesia berasal dari
hulu-hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya di indonesia secara
bergelombang, gelombang pertama dari tahun 3000 SM – 1500 SM dan gelombang yang
kedua dari tahun 1500 SM – 500 SM. Ciri-ciri gelombang pertama adalah
berkebudayaan Neolitikum dengan jenis perahu bercadik satu dan gelombang kedua
menggunakan perahu bercadik dua.
f.
Prof. Dr. Kroom
menyatakan bahwa asal-usul bangsa indonesi dari daerah Cina Tengah, karena pada
daerah cina tengah terdapat sumber sungai besar. Mereka menyebar ke wilayah
indonesia sekitar tahun 2000 SM sampai tahu 1500 SM
g.
Mayundar menyatakan bahwa bangsa – bangsa yang berbahasa
Austronesia berasal dari India, kemudian menyebar ke Indo- cina terus ke daerah
indonesia dan pasifik pendapat Mayundar ini didukung oleh penelitiannya
berdasarkan bahasa Austria yang merupakan bahasa Muda di India timur.
h.
Prof. Moh. Yamin menentang semua pendapat yang
dikemukakan oleh para ahli. Moh Yamin berpendapat bahwa asal bangsa indonesia
dari daerah indonesia sendiri. Bahkan bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah
Asia ada yang berasal dari daerah indonesia. Pendapat Moh yamin didukung oleh
suatu pernyataannya tentang Blood und Breden Unchro yang berarti adalah darah
dan tanah bangsa indonesia berasal dari indonesia sendiri. Ia menyatakan bahwa
fosil dan artefak itu lebih banyak dan lebih lengkap ditemukan di wilayah
indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lainya di Asia. Misalnya dengan
penemuan manusia purba sejenih Homo Sapiens, homo wajakensis dan sebagainya.
i.
Dr. Brandes yang dikirim ke indonesia tahun 1834
menyatakan bahwa bangsa yang ada bermukim di kepulauan indonesia memiliki
banyak persamaan dengan bangsa-bangsa pada daerah-daerah yang amembentang dari
sebelah utara pulau Formaosa, sebelah barat daerah madagaskar; sebelah selatan
yaitu tanah jawa, bali, sebelah timur sampai ke tepi pantai barat amerika.
Penyelidikan atau penelitian yang dilakukan oleh brandes melalui perbandingan
bahasa.
B.
Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia
1.
Apa Itu Manusia Purba ?
Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup jauh
sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba diyakini telah mendiami bumi sekitaraa
4 juta tahun lalu. Namunn demikian bahwa jenis manusia pertama telah ada di
muka bumi ini sekitar 2 juta tahun lalu.
Manusia purba mempunyai volume otak yang lebih kecil dari
manusia modern sekarang. Mereka biasanya
hidup secara berkelompok dan mengandalkan makanannya dari buah-buahan dan
binatang kecil. Mereka masih belum mengenal bercocok tanam.
Kehidupan manusia purba masih sangat sederhana. Untuk
menopang kehidupannya mereka menggunakan alat-alat yang masih sangat sederhana
. biasanya alat yang digunakan terbuat dari batu.
2.
Para Peneliti Manusia Purba Di Indonesia
Engue Dubois adalah seorang dokter kebangsaan belanda
pertama kali datang ke indonesia. Kedatangannya di indonesia bertujuan untul
melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan kehidupan manusia purba
indonesia.
3.
Jenis Manusia Purba Di Indonesia
Jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di indonesia,
diantaranya :
Meganthropus paleojavanicus, meganthropus berarti manusia
bensar. Fosil ini ditemukan di sangiran oleh Von Koeningswald pada tahun 1941
Pithcanthropus, pithecanthripus berarti manusia kera.
Fosil ini ditemukan di Trinil desa ngawi, perning daerah mojokerto, sangiran,
kedung brubus, sambung macan dan ngandong.
Beberapa
ciri manusia purba yang ditemukan di indonesia
d.
Meganthropus palaeojavanicus
o
Memiliki tulang pupil yang tebal
o
Memiliki otot kunyah yang kuat
o
Memiliki tonjolan kening dan menyolok
o
Memiliki tonjolan belajang yang tajam
o
Tidak memiliki dagu
o
Memiliki perawakan yang tegap
o
Memakan jenih tumbuh-tumbuhan
o
Mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan
kuat.
e.
Pithecanthropus
o
Tinggi badan sekitar 165-180 cm
o
Volume otak berkisar antara 750 cc- 1350 cc
o
Bentuk tubuh dan anggota badan yang tegap
o
Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
o
Bentuk graham yang besar dengan rahang yang sangat kuat
o
Bentuk tonjolan kening yang tbal
o
Bentuk hidung tebal
o
Tidak memiliki dagu
o
Bagian belakang kepala tampak menonjol
f.
Homo sapiens
o
volume otaknya antara 1000-1200 cc
o
Tinggi badan antara 130-210 cm
o
Otot tengkuk mengalami penyusunan
o
Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
o
Muka tidak menonjol ke depan
o
Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
4.
Hasil-Hasil Budaya Manusia Purba Di Indonesia
Kebudayaan adalah sebuah hasil pemikiran manusia yang
dilakukan dengan sadar, yaitu sadar untuk apa segala sesuatu itu dilakukan atau
diperbuat. Kebudayaah yang dibuat oleh manusia bertujuan untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sehingga sifat kebudayaan anusia dapat dibedakan atas
kebudayaan yang bersifat material atau kebendaan dan kebudayaan yang bersifat
rohani.
g.
Kebudayaan material atau kebendaan
Manusia mulai mengenal kebudayaan material (benda) ketika
mereka kenal pada awalnya berupa alat-alat yang dapat membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.. Seperti peralatan berburu, peralatan untuk mengumpulkan
makanan atau meramu.
Di samping itu, manusia sudah pula mengenal dan mengolahbiji-biji
besi untuk membuat peralatan-peralatan yang dibutuhkannya, tetapi sayangnya
benda-benda dari besi berhasil ditemukan oleh para ahli, karena besi dapat
lapuk dan hancur.
Dengan demikian, kebudayaan material manusia mengalami
perkembangan dari awal manusia mengenal kebudayaan sampai kepada
tingkat-tingkat kehidupan selanjutnya.
h.
Kebudayaan rohani
Kebudayaan rohani mulai muncul dalam kehidupan manusia
sejak manusia mengenal sistem kepercayaan dalam hidupnya. Munculnya sistem
kepercayaan dalam kehidupan manusia telah berlangsung sejak kehidupan manusia
pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini diketahui melalui penemuan
kuburan.
Melalui perkembangan pola pikir manusia, manusia mulai
menyadari keberadaan hidupnya yang berada di tengah – tengah alam semesta.
Manusia mulai menyadari dan merasakan adanyak ekuatan yang maha dahsyat atau
maha besar di luar dirinya sendiri. Bahkan kekuatan itu senantiasa ada
sepanjang masa. Kekuatan itulah yang kemudian diketahui berasal dari kekuatan
Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang menciptakan, menghidupkan, memelihara,
membinasakan seisi alam semesta ini.
Dari kepercayaan itu, selanjutnya berkembang kepercayaan
yang bersifat animisme, dinamisme dan mononisme. Animisme merupakan suatu
kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai roh atau jiwa. Dinamisme merupakan
suatu kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan gaib dan mononisme
merupakan suatu kepercayaan terhadap tuhan yang Maha Esa.
C.
Kehidupan Sosial, Ekonomi Dan Budaya Manusia Purba
1.
Kehidupan Masyarakat Berburu Dan Mengumpulkan Makanan
a.
Lingkungan Alam Kehidupan
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan ini
sangat sederhana. Kehidupan mereka tak ubahnya sepertia kelompok hewan, karena
tergantung pada apa yang disediakan oleh alam.
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia
tinggal di alam terbuka seperti hutan, di tepi sungai, di gunung, di goa dan di
lembah – lembah. Disamping itu, lingkungan alam kehidupan manusia pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan belum stabil dan masih liar. Binatang buas
menjadi penghalang bagi manusia untuk melaksanakan kehidupannya.
b.
Kehidupan Sosial
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
telah mengenal kehidupan kelompok. Jumlah anggota dalam tiap kelompok sekitar
10-15 orang. Mereka hidup selalu berpindah –pindah dari satu tempat ketempat
lainnya. Perpindahan yang mereka lakukan itu semata – mata hanya untuka
memenuhi kebutuhan hidupnya.
c.
Kehidupan Budaya
Benda – benda hasil kebudayaan zaman tersebut adalah
sebagai berikut :
Kapak primbas tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan
cara menggenggam. Penelitian terhadap kapak ini di lakukan di daerah punung
kabupaten pacitan oleh von koenigswald (1935). Sedangkan para ahli lainnya juga
mengadakan penelitian pada tempat – tempat lain di seluruh wilayah Indonesia,
sehingga kapak primbas tidak hanya ditemukan di pacitan melainkan juga pada
tempat – tempat seperti sukabumi, ciamis, gombong, bengkulu, lahat (sumatra),
bali, plores dan timor.
Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan
kapak primbas. Kapak penetak ini bentuknya lebi besar dari kapak primbas dan
cara pembuatannya masih kasar.
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan kapak
primbas dan kapak penetek. Tetapi bentuknya jauh lebih kecil.
Pahat genggam memiliki bentuk lebih kecil dari kapak
genggam. Para ahli menafsirkan bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk
menggemburkan tanah. Alat ini digunakan untuk mencari ubi – ubian yang dapat
dimakan.
d.
Sistem Ekonomi Masyarakat
Pada masa kehidupan berburu dan menumpulkan makanan, manusia
bekerja bersama – sama dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
suatu kelompok biasanya beranggotakan 10-15 orang.
e.
Kehidupan Kepercayaan Masyarakat
Penemuan kuburan dari masa berburu dan mengumpulkan
makanan menunjukan bahwa masyarakat pada masa itu sudah memiliki anggapan
tertentu dan memberikan pengormatan terakhir kepada orang yang meninggal.
2.
Kehidupan Masyarakat Beternak Dan Bercocok Tanam
a.
Lingkungan Alam Kehidupan
Kemampuan berfikir manusia untuk mempertahankan
kehidupannya mulai berkembang. Hal ini mengakibatkan munculnya kelompok –
kelompok manusia dalam jumlah yang lebih banyak serta menetap disuatu tempat.
Munculnya bentuk kehidupan semacam itu berawal dari upaya manusia untuk
menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam satu masa tertentu dan
tidak perlu mengembara lagi untuk mencari makanan.
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh
manusia adalah berhuma. Berhuma adalah tekhnik bercocok tanam dengan cara
membersihkan hutan dan menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan
mencari bagian hutan yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka
hutan, demikian seterusnya.
b.
Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat pada massa bercocok tanam mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Masyarakatnya sudah memiliki tempat tinggal yang
tepat. Mereka memilih tempat tinggal pada suatu tempat tertentu. Hal ini
dimaksudkan agar hubungan antara manusia di dalam kelompok masyarakat semakin
erat.
Eratnya hubungan antar manusia di dalam kelompok
masyarakatnya itu, merupakan suatu cermin bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa anggota kelompok masyarakat yang lainnya. Hal ini disebabkan
karena manusia adalah mahluk sosial. Manusia selalu tergantung dengan manusia
lainnya, sehingga masing – masing manusia saling melengkapi, saling membantu
dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
c.
Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan hidup
masyarakat semakin bertambah, namun tidak ada satu anggota masyarakatpun yang
dapat memenuh seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Oleh karena itu mereka
menjalin hubungan yang lebih erat lagi dengan sesama anggota masyarakat, bahkan
mereka juga menjalin hubungan dengan masyarakat yang berada di luar daerah
tempat tinggalnya. Misalnya masyarakat yang berada di daerah pegunungan
membutuhkan hasil yang diperoleh dari pantai seperti garam, ikan laut dan lain
– lain, sedang masyarakat yang berada di daerah pantai membutuhkan hasil – hasil
pegunungan berupa berbagai macam hasil bumi yaitu beras, buah – buahan, sayur –
sayuran dan lain – lain. Dengan kenyataan seperti ini, maka dalam rangka
memenuhi kebutuhan masing – masing perlu diadakan pertukaran barang dengan
barang (sistem barter). Pertukaran barang dengan barang ini menjadi awal
munculnya sistem perdagangan atau sistem perekonomian dalam masyarakat.
d.
Sistem Kepercayaan Masyarakat.
Perkembangan sistem kepercayaan masyarakat pada masa
kehidupan bercocok tanam dan menetap, merupakan kelanjutan kepercayaan yang
telah muncul pada masa kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan.
Sementara itu, inti kepercayaan ini berkembang dari zaman
ke zaman, penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang merupakan suatu
kepercayaan yang berkembang di seluruh dunia.
Untuk menelusuria kepercayaan masyarakat Indonesia dari
masa kehidupan bercocok tanam, para ahli mengadakan penelitian pada berbaai
bangunan megalitikum atau kuburan manusia berasal dari masa itu,. Dari hasil
penelitian itu, para ahli sejarah berhasil mendapat gambaran mengenai berbagai
kebiasaan yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat pada masa itu, bahkan
hingga sekarang ini, kita masih dapat melihat upacara – upacara tradisi
megalitikum dari beberapa suku bangsa di Indonesia.
e.
Kehidupan Budaya
Perkembangan kebudayaan pada masa bercocok tanam semakin
bertambah pesat, karena manusia mulai dapat mengembangkan dirinya untuk
mendiptakan kebudayaan yang lebih baik. Peninggalan – peninggalan kebudayaan
manusia pada masa kehidupan bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik
yang terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang.
Hasil – hasil kebudayaan masyarakat pada masa kehidupan
bercocok tanam adalah sebagai berikut :
Beliung persegi merupakan hasil kebudayaan manusia dari
masa kehidupan masyarakat bercocok tanam . benda kebudayaan ini di duga benda
upacara.
Kapak lonjong, kapak lonjong dengan garis penampangnya
memperlihatkan sebuah bidang yang berbentuk lonjong, kapak ini ada yang
berukuran besar dan kecil.
Mata panah, mata panah merupakan salah satu dari
perlengkapan berburu maupun menangkap ikan. Mata panah untuk menangkap ikan
berbeda dengan mata panah untuk berburu.
Grabah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Alat – alat
ini digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda – benda perhiasan.
f.
Perhiasan
Pada masa kehidupan masyarakat bercocok tanam telah
dikenal berbagai bentuk perhiasan. Bahan dasar pembuatan perhiasan diambil dari
bahan – bahan ayang ada di sekitar lingkungan alam tempat tinggalnya.
3.
Perkembangan Teknologi masyarakat Awal Indonesia
g.
Keadaan Alam Lingkungan Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan menetap manusia sudah dapat menghasilkan
sendiri kebutuhan – kebutuhan hidupnya, walaupun tidak seluruhnya. Namun
demikian, dalam kehidupan menetap pola pikir manusia terus berkembang dan
semakin maju.
h.
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kehidupan pada masa manusia telah mengenal logam dikenal
sebagai masa perundagian. Masa perundagian sangat penting artinya dalam
perkembangan sejarah Indonesia, karena pada masa ini terjalin hubungan dengan
daerah – daerah di sekitar kepulauan Indonesia.
Masa perundagian juga menjadi dasar bertumbuh kembangnya
kerajaan – kerajaan di Indonesia seperti kerajaan kutai.
i.
Kehidupan Budaya Masyarakat
Peninggalan – peninggalan budaya masyarakat Indonesia
yang berasal dari benda – benda logam merupakan kekayaan dan keanekaragaman
budaya yang telah tumbuh dan berkembang pada masa itu.
4.
Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia
j.
Kepercayaan Terhadap Roh Nenek Moyang
Perkembangan sistem kepercayaan pada masyarakat indonesia
berawal dari kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan.
Orang mulai memiliki suatu pandangan bahwa hidup tidak
berhenti setelah orang itu meninggal. Orang yang meninggal dianggap pergi ke
suatu tempat yang lebih baik.
Namun
orang mulai berfikir bahwa orang yang meninggal berbeda dengan orang yang masih
hidup.
k.
Kepercayaan Bersifat Animisme
Setelah berkembangnya kepercayaan masyarakat terhadap roh
nenek moyang, kemudian mundul kepercayaan yang bersipat animisme. Animisme
merupakan suatu kepercayaan masyarakat terhadap suatu benda yang dianggap
memiliki roh atau jiwa.
l.
Kepercayaan Bersifat Dinamisme
Kepercayaan dinamisme mengalami perkembangan yangtidak
jauh berbeda dengan kepercayaan animisme. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan
bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.
Selain itu terdapat pula benda pusaka seperti keris atau
tombak yang dipandang memiliki kekuatan gaib untuk memohon turunnya hujan,
apabila keris itu di tacapkan dengan ujungnya menghadap ke atas akan dapat
menurunkan hujan.
m.
Kepercayaan Bersifat Mononisme
Kepercayaan monoise adalah kepercayaan terhadap tuhan
yang maha esa. Kepercayaan ini muncul berdasarkan pengalaman – pengaaman dari
masyarakat.
D.
Hubungan Budaya Bascon – Heabinh, Bong Son, Sa Huynh,
India Dengan Perkembangan Manusia Purba Di Indonesia
1.
Perkembangan Budaya Bascon – Heabinh
Istilah bascon – hoabinh ini dipergunakan sejak tahun
1920-an, yaitu untuk menunjukan suatu tempat pembuatan alat – alat batu yang
khas dengan ciri dipangkas pada satu atau dua sisi permukaannya.
Ciri kahas alat bataua kebudayaan bascon – hoabinh adalah
penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih
kurang satu kepalan, dan sering kali seluruh tepiannya menjadi bagian yang
tajam.
2.
Perkembangan Budaya Bong Son
Pembuatan benda – benda perunggu di daerah vietnam utara
dimulai sekitar tahun 2500 SM dan dihubungkan dengan tahap – tahap budaya dong
dau dan go mun.
Penemuan benda – benda dari kebudayaan dong son sangat
penting karena benda – benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia pada
umumnya bercorak dong son, dan bukan mendapat pengaruh budaya logam dari india
maupun cina.
Dari penemuan benda – benda budaya dong son itu,
diketahui cara pembuatannya dengan menggunakan cetak lilin hlang yaitu dengan
membuat bentuk benda dari lilin.
3.
Perkembangan Budaya Sa Huynh
Budaya sa huynh di Vietnam bagian selatan di dukung oleh
suatu kelompok penduduk yang berbahasa Austronesia (cham) yang diperkirakan
berasal dari daerah – daerah di kepulauan Indonesia.
Para pakar arkeologi Vietnam menyatakan bahwa hasil –
hasil penemuan benda – benda arkeologi di duga menjadi bukti cikal bakal budaya
ini.
Dari sudut pandang Indoensia, keberadaan orang – orang
cham dekat pusat – pusat penemuan benda – benda logam di Vietnam Utara pada
kahir masa persejarah mempunyai arti yang amat penting, karena mereka adalah
kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan mempuyai kedekatan
kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di kepulauan Indonesia.
4.
Perkembangan Budaya India
Aperkembangan zaman logam awal di kepulauan Indonesia
bertumpang tindih dengan bukti – bukti adanya negeri – negeri dagang kecil yang
muncul paling awal dalam masa sejarah dan kerajaan – kerajaan yang
mendapatpengaruh budaya india dan yang muncul di bagian barat daerah ini.
5.
Perkembangan Budaya Logam di Indonesia
Pesatnya perkembangan tekhnologi perunggu di wilayah
Indinesia di ikuti dengan kemunculan pusat – pusat pembuatan benda – benda dari
logam.
n.
Tahap Logam Awal di Sumatra
Pada dataran pasemah di daerah sumatra selatan banyak
ditemukan kubur batu dari tradisi megalitikum. Bangunan megalitikum persemah
sangat menakjubkan dan telah menarik perhatian sejak tahun 1950-an.
o.
Tahap Logam Awal Di Jawa
Di pulau jawa terdapat banyak situs – situs peninggalan
dari tahap logam awal, terutama dalam hubungannya dengan kubur peti batu atau
sarkofagus.
Situs – situs jawa lainnya yang menghasilkan benda –
benda budaya tahap logam awal terdapat di daerah lewiliyang dekat bogor jawa
barat dan di daerah pejaten sebelah selatan jakarta.
p.
Tahap Logam Awal Di Bali
Perkembangan benda – benda logam awal di pulau bali
terkait dengan bekal kubur, karena benda – benda logam ditemukan dalam jumlah
yang cukup banyak pada sarkofagus.
q.
Tahap Logam Awal Di Sumba
Tradisi penguburan di sumba, nusa tenggara barat pada
masa logam awal telah melibatkan berbagai benda – benda dari logam. Bejana –
bejana tembikar berukuran kecil di tempatkan di dalam atau di sekitar tempayan
beserta manik – manik gelang dan benda – benda logam lainnya sebagai benda
bekal kubur yang paling umum.
r.
Tahap Logam Awal Dikepulauan Talaud Dan Maluku Utara
Penguuran di dalam tempayan berhasil ditemukan oleh para
ahli di goa laang kecil baedane (pulau selebabu dalam kawasan kepulauan talaud).
Sementara itu, di daerah maluku utara berhasil ditemukan
sisa – sisa penguburan dalam tempayan yang berhasil di gali dari goa uattamdi
di pulau kayoa.
s.
Tahap Logam Awal Di Sulawesi
Perkembangan logam pada tahap awal di daerah sulawesi
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada goa – goa di daerah Sulawesi
Selatan ditemukan kubur tempayan.
Sementara itu, di daerah sulawesi tengah juga ditemukan
jenis – jenis tempayan kubur. Pada tempayan – tempayan tersebut banyak
ditemukan benda – benda logam sebagai bekal kubur.